Arsip Blog

Rakyat Iran menyambut 41tahun Revolusi Islam Januari 2020; Penyesalan & Kebencian bertambah

Come to Me, all of you who are weary and burdened, and I will give you rest. All of you, take up My yoke and learn from Me, because I am gentle and humble in heart, and you will find rest for yourselves. For My yoke is easy and My burden is light.” (Matthew 11:28-30)

Rakyat Iran muak dengan sistim kerajaan, lalu mereka menumbangkan Mohammad Reza Pahlavi, dan mengundang Ayatollah Khomeini untuk membentuk negara keagamaan. Protes massa digelar besar-besaran pada hari Jumat, 7 September 78. Semakin hari semakin besar dan kasar. Akhirnya, 15 Januari 79, lebih dari 100.000 (seratus ribu) orang berkumpul di luar Mesjid Bazaar Tehran berteriak-teriak dengan slogan “Long live Khoemeini” dan “Death to the Shah” esok harinya, Mohammad Reza dan isterinya terbang ke luar negeri mencari suaka. Dan Khomeini balik ke Iran dari tempat pembuangannya 31 Januari 1979. Lalu 15 Pebuarinya, Kedutaan Besar Amerika Serikat direbut dengan kekerasan; para pekerjaanya di tahan (selama 444 hari), ratusan orang AS keluar dari Iran. Penerapan Hukum Islam semakin melebar, 7 Maret, Khomeini menetapkan hukum ber-hijab (kerudung kepala) adalah wajib dipakai di luar rumah bagi semua wanita dan anjuran memakai pakaian panjang dan longgar berwarna hitam. Ada puluhan ribu wanita Muslim mendukung keputusan tersebut.

Bulan madu dengan Revoulusi Islam berganti dengan perlawanan. Kelompok masyarakat Iran yang pertama kali merasakan sangat dirugikan oleh Revolusi Islam adalah kaum wanita. Pada masa pemerintahan keluarga Shah, berkerudung sering dipandang sebagai bentuk keterbelakangan, kini dipandang sebagai bentuk kemegahan moral. Hal ini tidak diterima oleh para wanita kelas menengah ke atas, sehari setelah hukum berhijab ini diperkenalkan, 8 Maret, sekitar 100.000 wanita turun kejalan berdemontrasi. 100,000 Iranian Women March Against The Hijab Law In 1979 Tehran, berlanjut sampai saat ini: How Iran’s Hijab Protests Went Viral

Foto-foto: Iranian women – before and after the Islamic Revolution

Kelompok masyarakat Iran yang pertama kali merasakan sangat dirugikan oleh Revolusi Islam adalah kaum wanita

Dr. Shayesteh, adalah satu dari ratusan ribu Muslim Iran yang menyesal. Ia terlibat aktif dalam bangkitnya revolusi Iran, namun kemudian ia harus melarikan diri dari negerinya sendiri, karena aniaya yang ia terima. Dosanya? Mengeritik kebijakan pemerintah Islam. Ia sekarang hidup sebagai seorang pendeta Kristen di Australia. Buku kesaksiannya berjudul The House I Left Behind; A Journey from Islam to Christ. Video kesaksiannya: Ex Muslim Scholar now Preaching Crucified Christ

Rakyat Iran saat itu mendambakan ekonomi yang lebih baik, kehidupan beragama yang lebih besar. Mereka berharap banyak bahwa Revolusi Islam akan menjawab impian mereka tersebut. Namun harapan mereka kandas hanya dalam beberapa tahun saja sejak Khomeini berkuasa, bahkan semakin lama penyesalan dan kebencian mereka nampak semakin bertambah besar.

Pada Peringatan Revolusi Islam ke 39, terjadi suatu demontrasi yang besar, berawal di kota Mashad, jauh dari ibukota Teheran, namun hanya dalam hitungan hari meletus di Teheran dan menyebar ke puluhan kota di Iran. Mereka menuntut janji Presiden Hasan Rouhani memperbaiki ekonomi, lapangan tenaga kerja.

Seorang pemuda berteriak di tengah jalan, “Saya memiliki dua gelar sarjana. Saya telah menghabiskan 15 tahun untuk studi, dan saya tetap tidak dapat hidup di bawah kondisi-kondisi ekonomi ini”
Lainnya, “Sepupuku gajinya tidak dibayar selama tiga bulan, dan kemudian mereka memecatnya. Ketika kami tanya ’Kenapa?,’ mereka hanya menjawab ‘Terima saja kenyataan,” wanita ini berteriak histeris di tengah jalan.
Bukan pernyataan maaf yang rakyat dapatkan, sebaliknya Pemerintah menggilas aksi demo ini, ratusan tewas.

Iran’s massive protests, explained in 4 minutes

November 2019. Menyambut peringatan Revolusi Islam yang ke 41 ini, telah terjadi demontrasi di lebih seratus kota di negara Iran oleh karena pemerintah menaikan harga minyak lebih dari 50%, ini suatu pukulan yang besar bagi rakyat Iran sudah kepayahan dengan kehidupan sehari-hari. Ini adalah akibat dari sangsi yang Pemerintah Amerika lakukan atas pemimpin NRII, semakin sulitnya ekonomi. Kemarahan mereka bukanlah kepada pemerintah AS, tetapi para pemimpin mereka sendiri yang menghabiskan jutaan dollar untuk mendukung ekpansi militer di luar negeri seperti Hamas (di Gaza), Hisbollah (Libanon) dan Yemen serta tentunya Syria.

Presiden Rouhani berkata bahwa alasan dari menaikkan harga bahan bakar adalah agar masyarakat kelas bawah bisa mendapatkan keuntungan. Meresponi komentar konyol Rouhani ini para demo berteriak,

“Harga minyak naik, orang miskin semakin miskin”
“Tidak untuk Gaza, tidak untuk Libanon; saya mengorbankan hidupku bagi Iran!”

Kali inipun aksi demo dihadapi dengan tangan keras. menurut organisasi Amnesty Internasional, sedikitnya telah tewas 143 hanya dalam 5 hari (26/11/19); “Kematian-kematian tersebut adalah hampir seluruhnya akibat penggunaan senjata api,” sebagian lagi karena gas air mata dan setelah pemukulan, sejak harga bensin dinaikkan pada 15 November. Pemerintah Iran berkata 180 pemimpin demo telah ditangkap; namun menurut organisasi HAM dari PBB jumlahnya lebih dari 1000 (seribu) orang.

Dr. Mehrdad Fatehi, seorang professor Iran, berdasarkan hasil surfei berkata antara tiga sampai empat juta orang Iran telah menjadi Kristen (November 2018) IRAN: God Himself Causing Revival

Referensi lainnya:

Read the rest of this entry

Kesaksian Ex-Muslim Sandra Solomon dari Arab Saudi bahwa Yeshua adalah Jalan Kebenaran dan Kehidupan

Sandra Salomon ex-Muslim Palestina besar di Arab Saudi

Sandra, Kristen Arab

Sandra adalah seorang wanita Palestina dibesarkan di Arab Saudi. Ia lahir di Ramalah, West Bank, orang tuanya membawa ia pindah ke Arab Saudi ketika ia berumum 9 tahun. Di Arab Saudi, ia masuk sekolah namun yang diajar umumnya tentang agama Islam. “Saya belajar Kuran, kehidupan Muhammad dan Hadis, sejarah Islam bagaimana Muhammad merebut wilayah-wilayah, dan saya juga belajar Syariah Islam (Hukum Islam). Saya dipaksa mengenakan hijab dan niqab (dua jenis pakaian wanita Islam). Arab Saudi adalah negara yang menerapkan 100% Syariah Islam.” Sandra berkata.

Di sekolah ia menjadi seorang yang suka mempertanyakan Islam. “Saya banyak berontak, dan sering diseret keluar dari sekolah, setelah lulus SMA saya menerima tahanan rumah untuk beberapa tahun sampai orang tuaku menikahkan saya secara paksa dengan seorang pria. Saudara laki-lakiku mencoba beberapa kali membunuhku oleh sebab ia melihat saya berbicara dengan seorang laki-laki, dan lain waktu karena saya menolak memakai hijab. Pemakaian Hijab adalah alasan utama saya mempertanyakan Islam.”

Bagi Sandra, Islam hanyalah ideologi politik bukan agama dan semuanya hanya bagi keuntungan dan kepuasan kaum pria, “Tidak ada hak bagi para wanita, mereka adalah kelas nomor dua di masyarakat. Tidak memiliki indentitas diri sendiri, saya tidak memiliki kontrol penuh atas hidup saya sendiri, semuanya atas nama pelindung laki-laki, entah itu suami, ayah, saudara laki-laki untuk mengurus ku. Saya tidak boleh tinggalkan rumah tanpa seijin mereka.”

Setelah memiliki seorang putra, berusia satu tahun, Sandra membawa anaknya lari keluar dari Saudi berimigrasi ke Kanada untuk mendapat kehidupan yang lebih baik, khususnya kebebasan. Di negara yang baru ini ia mengalami banyak masalah: tidak bisa berbahasa Inggris, tidak memiliki keluarga. Setahun lamanya ia membenci hal-hal yang bersifat agama, termasuk Kristianiti (Sandra berkata ini karena ajaran yang salah yang ia telah terima selama di Arab Saudi: Alkitab telah dipalsukan, Kristen adalah kafir, dll)

Baca juga:

Suatu hari ia mendengar kisah Nujood Ali, gadis Yemen berumur 9 tahun yang dipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua dari dirinya: diperkosa dan disiksa secara fisik. Ini membuat ia semakin tertekan, dan membawa ia mencari keadilan dan Elohim. Lihat videonya: Child Marriage And Rape Is Still Legal In Yemen (2013)

“Melalui banyak penglihatan, saya dituntun Roh Kudus untuk membaca Alkitab. Saya pergi ke gereja Arab terdekat; bertanya pada mereka tentang Yeshua, dan meminta sebuah Alkitab dari Gereja tersebut. Pulang ke rumah saya membaca Alkitab tersebut dari Kejadian sampai Wahyu dalam tiga minggu. Saya sungguh haus akan kebenaran.” (Penglihatan: Elohim sering berbicara kepada manusia melalui penglihatan rohani dan mimpi)

”Alkitab tidak seperti Kuran,” Sandra berkata, ”untuk mengerti Kuran anda harus memiliki buku-buku referensi untuk bisa mengerti isinya; Alkitab tidak demikian, sebab Elohim sendiri yang berbicara (Logos). Firman-Nya membuka pikiranku ketika membaca perkataan Yeshua, khususnya saat membaca Kotbah di Bukit (Matius pasal 5 sampai 7). Minggu keempat saya kembali ke Gereja tersebut datang ke depan mimbar, berlutut dan mengundang Yeshua sebagai Adonai dan Juruselamatku. Terpujilah Adonai!”

Sandra Solomon sekarang ini aktif memberitakan Injil dengan timnya keliling Kanada, seperti pada video ini, seorang Indonesia telah menaruh text terjemahan Bahasa Indonesia: Kesaksian Ex Muslim Sandra Solomon dari Arab Saudi bahwa Yesus adalah Jalan Kebenaran

Catatan dari saya: Sandra Solomon mengingatkan saya akan pemuda ex-Muslim Palestina Mosab Hassan Yousef, putra tertua dari seorang pendiri Hamas. Keduanya sangat berapi-api menyerang agama Islam dan nabinya, seperti “kuda lepas dari kandangnya.” Dua alasan mengapa mereka bereaksi seperti ini bisa dimaklumi, oleh karena kehidupan lama mereka yang terkurung ketat dan tiba di Barat yang bebas, kedua karena mereka masih muda baik secara umum maupun rohani. Mosab sekarang telah lebih kalem, sopan dan dewasa, itu nampak ketika ia berbicara di forum PBB di New York September 2017. Kita berdoa agar Sandra juga menjadi wanita Kristen yang bijaksana dan dewasa secara rohani, dan sukses dalam kehidupannya. Pengorbanan dan keberanian tidaklah banyak artinya dalam Kerajaan Sorga, jika keduanya tidak di dasari oleh kasih (1Kor 13:8), oleh karena itu Rasul Paulus berkata: “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.” (1Kor 16:14) . GBU all!

Sumber acuan berasal dari dua video kesaksian Sandra di bawah ini:

Read the rest of this entry

Motif utama ibu Sukmawati Soekarno melalui puisi IBU INDONESIA

Ibu Sukmawati Soekarno membaca puisi Ibu Indonesia

Ibu Sukmawati puisi “Ibu Indonesia”

Masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) adalah masalah yang sangat rapuh dan sensitif di Indonesia sampai sekarang. Karena masalah SARA kita bangsa yang besar telah bisa dijajah selama 350 tahun oleh bangsa Belanda yang negaranya begitu kecil apalagi jika itu dibandingkan dengan luas negara Indonesia. Sesuatu harus diperbaiki! Negara yang Besar dan Maju selalu meneliti menilai perbuatan seseorang berdasarkan motivasi si pelaku. Apa sih sebenarnya motif utama ibu Sukmawati, putri dari Presiden Indonesia membacakan puisi yang dipandang oleh sejumlah umat Islam sebagai ”penghujatan agama Islam? – ini yang kita perlu ketahui dan pelajari sebelum memberi komentar negatif maupun positif. Kita pelu mempelajari isi puisi, kondisi dan pikiran Sukmawati, dan meneliti dari mulutnya sendiri: ”mengapa beliau menyinggung di depan banyak orang perkara yang rapuh dan sensitif ini?” Mari kita bahas bersama.

Isi dari puisi Sukmawati sebagaimana nampak di video ini yang ia bacakan pada Kamis 29 Maret 2018

IBU INDONESIA

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat

Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

Sekarang kita lihat perkataan ibu Sukmawati Soekarno, setelah NU meminta klarifikasi dari perbuatannya tersebut. Pada video ini, ia memberikan 5 poin alasan di depan para wartawan. Tulisan di bawah ini, saya kutip sepenuhunya dari BeritaJatim.com:

  1. Puisi Ibu lndonesia yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema dari acara pagelaran busana yakni cultural identiti, yang mana semata mata adalah pandangan saya sebagai seniman dan budayawan dan murni merupakan karya sastra Indonesia.

  2. Saya mewakili pribadi, tidak ada niatan untuk menghina umat Islam Indonesia dengan Puisi Ibu indonesia. Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislaman saya, putri seorang Proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh).

  3. Puisi lbu Indonesia adalah salah satu puisi yang saya tulis, yang menjadi bagian dari Buku Kumpulan Puisi Ibu lndonesia yang telah diterbitkan pada 2006. Puisi Ibu Indonesia ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan dan saya rangkum semata mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia Asli.

  4. Puisi itu juga saya tulis sebagai bentuk dari upaya mengekspresikan dari melalui “suara kebudayaan “sesuai dengan tema acara… Saya pun tergerakkan oleh cita2 untuk semakin memahami masyarakat Islam Nusantara yang Berkemajuan sebagaimana cita cita Bung Karno. Dalam hal ini Islam yg bagi saya begitu agung, mulia dan indah Puisi itu juga merupakan bentuk penghormatan saya terhadap Ibu Pertiwi Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi kebudayaan dalam susunan masyarakat Indonesia yang begitu berbhinneka namun tetap tunggal ika.

  5. Namun karena karya sastra dari Puisi Ibu Indonesia ini telah memantik kontroversi di berbagai kalangan, baik pro dan kontra khususnya dikalangan umat Islam, dengan ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya MOHON MAAF LAHIR BATHIN kepada umat Islam Indonesia khususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan Puisi Ibu Indonesia.

Selain itu saya menyampaikan permohonan maaf kepada Anne Aventie dan keluarga, serta apresiasi dan terimakasih kepada seluruh fashion designer Indonesia agar tetap berkreasi dan produktif.

Mencari motif utama ibu Sukmawati Soekarno; pembelaan dirinya:

  • Puisi Ibu Indonesia ini ia bacakan berkaitan dengan acara indentitas budaya  Sukmawati Soekarno dengan bukunya Puisi Ibu Indonesia terbit 2006tepatnya busana (p.1), dan juga, “bentuk penghormatan saya terhadap Ibu Pertiwi Indonesia … tunggal ika.” (p.4)
  • Puisi Ibu Indonesia ini bukanlah barang baru, itu bagian dari buku karya tulisnya sendiri yang ia telah terbitkan pada tahun 2006; alasan penulisan: keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan … semata-mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia Asli.” (7x menyebut ”Ibu Indonesia” pada Puisinya) (p.3)
  • Isi puis semata-mata “pandangan saya” sendiri dan “murni karya sastra Indonesia” (p.1) dan tidak mewakili siapapun, kecuali pribadinya sendiri. (p.2)
  • Sukmawati menyangkal menghina umat Islam Indonesia dengan puisi tersebut (2x ia menyebut “Syariat Islam”), sebab ia sendiri “seorang Muslimah,” yang bangga dengan Islamnya sekaligus putri dari  Proklamator Bung Karno, tokoh Muhammadiyah dan mendapat gelar penghormatian dari NU organisasi Islam terbesar di Indonesia (p.2)
  • Ia sedih dan menyesalkan puisinya telah “memantik kontroversi,” dan telah “MOHON MAAF LAHIR BATIN kepada umat Islam Indonesia” yang tersinggung dan keberatan dengan puisi Ibu Indonesia tersebut. (p.5)

Saya tidak meragukan Nasionalisme dari ibu Sukmawati, khususnya ia berasal dari keluarga anak Proklamator dan putri dari Presiden pertama Indonesia. Kurang dari 1½ tahun yang lalu (kamis, 27 Oktober 2016) berdasarkan video ini, ibu Sukmawati pernah melaporkan ketua FPI Rizieq Shihab ke Bareskrim Markas Besar Polri dengan tuduhan Menghina Pancasila dan serta menghina Presiden pertama Indonesia Soekarno, yakni ayah kandung dari ibu Sukmawati. Ketua FPI ini sampai sekarang masih buron. Kita tidak tahu apakah perkara dengan Rizieq ini ada kaitannya dengan pembacaan puisi Ibu Indonesia, beliau sendiri yang tentunya yang bisa menjawabnya.

Satu dari Amsal raja Salomo yang terkenal adalah, “Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada YAHWEH.”  (Amsal 16:1, ITB). Jika 5 point di atas, bukanlah berasal dari hati nuraninya, marilah kita berdoa kepada Elohim, agar cepat atau lambah motivasi murni ibu Sukmawati ini keluar dari mulutnya. Elohim memberkati kita semua!

Read the rest of this entry

Pidato Presiden NKRI Joko Widodo di Stadion Utama Senayan 2017 – mimpi Abdillah Toha

Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak – Amsal Salomo 25:11

Presiden Joko Widodo pidato

Presiden NKRI Joko Widodo

Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Merdeka! “Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Hari ini saya ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan keselamatan bangsa. Seperti telah sama-sama kita saksikan dan rasakan, belakangan ini media cetak, televisi, dan media sosial dipenuhi berbagai berita, debat, dan pembahasan tentang kelompok-kelompok masyarakat yang bersuara lantang tentang berbagai hal. Hampir tiap minggu jalanan kita dipenuhi oleh tuntutan-tuntutan yang memekakkan telinga dalam unjuk rasa yang tidak jarang menganggu ketertiban umum. Udara ibu kota menjadi pengap oleh ungkapan-ungkapan yang penuh polusi.

Tidak ada larangan bagi anggota masyarakat mana pun untuk berbicara menyampaikan aspirasinya. Namun, yang mengkhawatirkan, suara-suara itu tampaknya makin lama makin tak terkendali dan sudah sampai pada tahap membahayakan kerukunan dan persatuan bangsa, ketika menyangkut hal-hal yang peka seperti kebinekaan, dasar, dan ideologi negara, serta kemajemukan yang menjadi landasan bagi keutuhan bangsa ini.

Pikiran, waktu, dan tenaga kita semua kemudian tercurahkan pada gonjang ganjing ini, sedangkan banyak urusan yang lebih penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat yang memerlukan perhatian kita berisiko terabaikan. Terlalu besar biaya yang harus ditanggung rakyat ketika aparat negara habis waktunya untuk terus menerus berupaya mencegah kekacauan yang bisa ditimbulkan oleh perseteruan yang tidak perlu.

Lebih mengkhawatirkan lagi ketika apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan masyarakat ini kemudian menjurus kepada ekstremisme dalam bentuk ujaran-ujaran kebencian, eksklusivisme, dan rasisme.

Tempat-tempat ibadah yang seharusnya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik telah disalahgunakan untuk menyampaikan agitasi politik. Bukan saja masyarakat awam, tetapi banyak di antara warga terdidik juga termakan oleh isu-isu berbau fitnah yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Tekanan dan intimidasi terus menerus dilontarkan ke arah lembaga peradilan yang sedang melaksanakan tugas mulia negara hukum.

Sudah terlalu banyak contoh hancurnya sebuah negara dengan akibat penderitaan jutaan rakyatnya yang disebabkan oleh perselisihan antarwarga negeri sendiri yang tak terkendali, seperti yang terjadi di Afghanistan, Irak, Libya, dan Suriah. Ekstremisme yang ditandai dengan kekerasan verbal kemudian berkembang menjadi kekerasan fisik.

Kita tidak boleh lengah dengan membiarkan kekuatan-kekuatan anti-demokrasi yang ikut serta berdemokrasi tetapi dengan tujuan mengambil untung dari alam kebebasan berdemokrasi untuk menghancurkan demokrasi itu sendiri.

Sebagaimana bagian besar rakyat Indonesia yang sejauh ini diam menyaksikan semua ini, karena tidak ingin menambah masalah mulai kehilangan kesabaran, saya sebagai Kepala Negara dan Presiden, penerima mandat rakyat dalam sebuah pemilihan umum yang konstitusional, juga tidak bisa terus menerus diam dan membiarkan semua ini berlarut-larut tanpa bersikap dan bertindak. Kesabaran bukan tidak ada batasnya.

Ketika kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar terganggu dan terancam oleh ulah kelompok yang ingin merusak tatanan kehidupan yang berkeadaban, maka saatnya kita bangun untuk menertibkan yang tidak tertib hukum dan menindak yang bertindak tak beradab.

Kita sebagai bangsa sudah sepakat untuk menerapkan kehidupan berdemokrasi yang sehat. Sejauh ini demokrasi kita telah berjalan dengan relatif baik, meski di sana sini masih banyak yang harus terus disempurnakan. Kita tidak boleh lengah dengan membiarkan kekuatan-kekuatan anti-demokrasi yang ikut serta berdemokrasi tetapi dengan tujuan mengambil untung dari alam kebebasan berdemokrasi untuk menghancurkan demokrasi itu sendiri.

Demokrasi memang memberikan hak lebih kepada suara terbanyak, tetapi tidak berarti menghilangkan hak asasi kelompok kecil dan hak hidup orang kecil. Tidak ada hak khusus mayoritas dan minoritas di negeri ini. Semua punya hak dan kewajiban yang sama. Di negara berhaluan Pancasila, semua penganut agama, baik Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, dijamin oleh konstitusi bebas melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya dan penganutnya mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.

Semua warga baik dari suku Jawa, Madura, Sunda, Batak, Aceh, Dayak, Bugis, Papua, Tionghoa, Arab, India, dan lainnya, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Hak untuk hidup layak, hak berpolitik, hak ekonomi, hak budaya, hak berbicara, hak untuk dapat perlindungan negara, hak untuk memilih, dan hak untuk dipilih. Presiden Joko Widodo kutipan hikmat

Berpolitik boleh, mempunyai ambisi politik tidak dilarang, tetapi semua itu harus dilaksanakan dalam koridor konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta wajib dilakukan sesuai norma-norma kehidupan bermasyarakat yang sehat, yang menuntut kita untuk tetap santun, beretika, bermoral, dan berakhlak mulia. Apa yang diklaim sebagai suara mayoritas juga harus dibuktikan dalam sistem demokrasi representatif, bukan dengan berbagai tekanan dan intimidasi di jalanan.

Hukum tanpa demokrasi berarti penindasan otoriter, sedangkan demokrasi tanpa hukum berujung kepada anarkisme. Toleransi dan penghormatan atas perbedaan keyakinan dan pendirian warga negara harus terus dipelihara bila kita ingin mempertahankan kerukunan hidup bersama. Batas toleransi adalah intoleransi atau ketiadaan toleransi itu sendiri, pada saat mana kita harus bersikap untuk menghentikannya.

Saudara-saudaraku setanah air.
Saya sadar bahwa selama dua setengah tahun lebih saya memegang kendali pemerintahan, masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Kesenjangan ekonomi warga negara dan jurang perbedaan antara kaya dan miskin masih merupakan momok yang menakutkan. Resesi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih juga berpengaruh sampai ke negeri kita.

Semua ini saya sadari dan menggugah saya untuk terus mencari jalan cepat mengentaskan kemiskinan dan sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi untuk menampung jumlah pencari kerja baru yang setiap tahun bertambah. Saya sadar betul dan saya memahami tuntutan rakyat agar berpihak kepada orang kecil dan warga negara yang lemah. Kebijakan pemerintah akan terus diarahkan ke sana sehingga ketidakadilan ekonomi yang menguntungkan hanya sekelompok kecil warga negara di tingkat atas tidak terus berlanjut.

Semua itu bisa kita lakukan bila rakyat bersama pemimpinnya bersatu padu menuju ke satu arah kesejahteraan yang kita dambakan. Menggunakan hati yang bersih dan nalar yang jernih dalam menggapai cita-cita bersama kita. Tidak tercerai berai dan sibuk mengobarkan kebencian antar sesama.

Saudara-saudara,
Mari kita jaga bersama negeri tercinta ini agar selamat mencapai tujuan adil dan makmur seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ini. Mari kita jaga bangsa ini agar tetap utuh bersatu dalam kebinekaan dari Sabang sampai Merauke. Mari kita junjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa yang telah dengan arif dan bijak dititipkan kepada kita dalam sila-sila yang tercantum pada Pancasila.

Hukum tanpa demokrasi berarti penindasan otoriter, sedangkan demokrasi tanpa hukum berujung kepada anarkisme

Saya dengan segala kekuatan lahir dan batin yang saya miliki akan berada di garis depan bersama saudara-saudara semua dalam upaya menyelamatkan negeri ini dari segala bentuk rongrongan dari mana pun datangnya.

Jangan pernah ada yang berspekulasi dan berpikir lain. Jangan ada yang mencoba menghalangi. Ketika saya menerima mandat sebagai presiden dan kepala pemerintahan, saya telah bertekad untuk mengerahkan segala kekuatan saya demi mengabdi untuk bangsa ini.

Saya akan menggunakan semua wewenang yang melekat pada diri saya sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara dalam batas hukum yang berlaku untuk memastikan bahwa negeri tercinta ini selamat dari segala bentuk ancaman kehancuran dari dalam maupun luar negeri.

Semoga Tuhan bersama kita. Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Merdeka! Read the rest of this entry

Pakistan: Muslim Syiah kembali diteror, 27 terbunuh dan lebih dari seratus luka akibat serangan bom di Mesjid Parachinar.

Serangan bom bunuh diri di Mesjid Syiah di Parachinar, PakistanBom bunuh diri berkekuatan besar diawali dengan tembakan senjata api ini terjadi pada hari Jumat. Ledakan terjadi di depan pintu gerbang Mesjid Imambargah untuk para wanita. Diantara korban juga terdapat pedagang yang berjualan di depan mesjid tersebut. Laporan berkata, bahwa waktu serangan sepertinya memang disengaja ketika orang berkumpul untuk sembayang Jumat untuk memaksimumkan jumlah korban.

Menurut laporan Human Righs Ativists (HRA) yang berpusat di Geneva, kejadian ini merupakah serangan ke enam atas Muslim Syhia di Parachinar sejak 2012. Serangan-serangan melawan kelompok minoritas tidaklah lagi suatu yang mengejutkan di negara mayoritas Sunni Pakistan ini, itu telah menjadi hal yang normal.  Hanya dua hari sebelumnya telah da dua kecelakaan, satu mentargetkan para Muslim Syhia dan satunya lagi para Muslim Ahmadiah. Laporan yang sama berkata, bulan Maret lebih dari 80 orang Muslim terbunuh pada sebuah serangan di sebuah kuburan siarah Islam Sufi di Pakistan selatan.

HRA mengutip laporan yang dibuat oleh Jamaat e-Ahmadiyya, sejak undang-undang Penghinaan Agama Islam diberlakukan di Pakistan tahun 1984, telah ada lebih 280 Muslim Ahmadiah terbunuh hanya karena kepercayaan Islam mereka. ”Sementara para pemimpin Pakistan dan para pejabat kota mengklaim bahwa masyarakat dari semua latar belakang agama menikmati persamaan hak di Pakistan, namun kewajiban menulis jenis agama ketika membuat passport pada formulis aplikasi yang menyatakan orang Ahmadiah sebagai orang kafir, adalah masalah yang jelas bahw Negara mendukung diskriminasi diantara penduduknya,” HRA menulis.

Seorang Muslim Syiah pada artikelnya Will custodians of Gaza speak on Shia Genocide?, membeberkan fakta jumlah korban Muslim Syiah akibat kebrutalan Sunni Pakistan, jauh lebih besar dari korban Muslim Palestina di Gaza akibat perang Hamas-Israel:

  • 1985: 20.000 (Pakistan) –  8000 (Gaza)
  • 2007: 6000 (hanya di Parachinar saja, Pakistan) – 2500 (Gaza)
  • 2012: 500 (Pakistan) – 100 (Gaza)

Protesnya kepada para pemimpin Hamas di Gaza atas fakta ini, ia menulis:

I fail to understand how can someone be so shameless to have this selective morality, that too enabled randomly on certain occasions?   They will speak about Gaza, they will speak about Syria, they will even sympathies with Aafia Siddiqi, Osama Bin Laden and the terrorists killed in drone attacks or armed Lal Masjid goons. What is common across all of these? They are all Salafi/Wahabi/Deobandi Muslims. Yes, they will only speak when Salafi/Wahabi/Deobandi Muslims are killed, specially when killed by non-Muslims or kuffar.

Komentar moderator:

  • Konflik Syiah-Sunni terjadi sejak hari dimana nabi Muhammad meninggal dunia: “Pihak mana yang lebih layak secara hukum mewakili ajaran Islam, garis keturunan atau pengikut?”
  • Penulis artikel di WorldShiahForum di atas gagal mengerti tentang tujuan organisasi Hamas di Gaza. Memang benar, Hamas dimodali oleh Pemerintah Iran (Islam Syiah), tapi goal utama Hamas (dan Iran) adalah bukan membela Islam, melainkan politik berkedok agama Islam untuk melenyapkan negara Israel. Lagi pula, Hamas adalah organisasi militan Islam Sunni.

Referensi:

Read the rest of this entry